MAKAM ORANG SALEH DI GUNUNG




CUCU: Mbah, ada beberapa orang saleh dikubur di atas gunung. Apa itu tidak merepotkan para santrinya yang harus menggotong ke atas?! Membawa badan sendiri aja sudah kerepotan, apa lagi harus menggotong keranda berisi jenazah orang yang sangat dihormati, tentu sangat merepotkan.

MBAH: Hmmm… Mbah mau tanya dulu, mengapa orang saleh senang tinggal di gunung-gunung?

CUCU: Karena di gunung lebih tenang … jauh dari keramaian.

MBAH: Itu saja…?!

CUCU: Apa lagi ya…? Gunung kan indah, membuat orang betah berlama-lama di situ.

MBAH: Bagimu apa sih yang menyenangkan di gunung?

CUCU: Pemandangannya indah…udaranya segar.

MBAH: Bagaimana dengan suara nyanyian burung…angin semilir dan suara gemercik air, bunga yang indah berwarna-warni, yang sebagian menebar bau wangi…binatang-binatang lucu yang ada di pohon dan di darat…sepasang kupu-kupu yang terbang berdampingan, pohon-pohon yang gede dan rindang…bau tanah yang terkena embun pagi…pembicaraan para petani yang bisa didengar oleh temannya dari jarak yang jauh…suara tawa anak-anak kecil memecah keheningan alam…, itu semua menarik perhatian kamu, tidak?

CUCU: Saya nggak pernah perhatian sampai sebegitu jauh, Mbah.

MBAH: Belum lagi di gunung itu ada titik-titik tertentu yang membuat kamu merasa sangat nyaman…tempat-tempat yang membuat kamu bisa hening … tentram … tempat di mana kamu tiba-tiba merasa sangat dekat dengan Yang Maha Agung dan Perkasa. Kamu merasa kecil dan hina. Kamu menjadi enggan untuk bergerak dan berbicara. Hubungan dengan-Nya terasa sangat kuat. Yang ada hanya ketenangan dan kedamaian.

CUCU: Luar biasa ya Mbah. Menurut artikel yang saya baca, gunung kaya dengan ion negatif yang mampu menghentikan atau membunuh bakteri, virus, dan kuman. Kalau di kamar ber AC ion negatif cuma 0-2, tapi kalau di pegunungan ion negatif bisa mencapai 50.000-100.000. Itulah sebabnya orang kalau di gunung merasa sehat dan gembira.

MBAH: Ya memang demikian… gunung selalu membuat kita senang dan bahagia. Sebenarnya orang-orang saleh itu senang berada di keramaian…bergaul dengan masyarakat. Karena dengan demikian, kehidupan dan ilmu mereka menjadi bermanfaat bagi ummat. Mereka rajin melakukan perjalanan, kunjungan dan silaturahim. Namun, di akhir usia mereka, mereka menjadi orang yang lebih sering dikunjungi. Mereka memilih tempat yang nyaman untuk ibadah, dan menerima banyak tamu dengan berbagai maksud dan tujuan. Ketika ajal datang, mereka lebih senang dikubur di rumah mereka, di tempat ibadah mereka. Bukan jenazahnya digotong ke atas.

CUCU: Ooh… begitu penjelasannya ya Mbah.

MBAH: Ya begitulah kira-kira. Wallaahu a’lam. Lhoh mana tadi…? Mana heh…?

CUCU: Cari apa sih Mbah? Pasti cari kopi.

MBAH: Tadi kan Mbah taruh di sini! Di sini lho!

CUCU: Kan sudah abis, tadi cangkirnya diambil Mbah Ti.

MBAH: Aduuuh hayo cepat lapor Mbah Ti. Ni gara-gara kamu tanya macam-macam sampai kopi habis tidak terasa.

Comments