RAHASIA MEMAAFKAN 3


RAHASIA MEMAAFKAN (3/3)

CUCU: Jelaskan Mbah, apa sebenarnya yang terjadi?

MBAH: Menurut Mbah yang bodoh ini. Seorang Kiai itu mewarisi tugas Nabi, yaitu mendidik ummat agar menyembah Tuhan yang esa, dan menyelamatkan mereka dari siksa Neraka. Sebaliknya, ada makhluk Allah yang tugasnya menimbulkan perpecahan di antara manusia, menyesatkan mereka dan puncak cita-citanya adalah semua manusia masuk ke dalam Neraka. Tahu tidak, siapa dia?

CUCU: Iblis dan para setan pembantunya.

MBAH: Benar. Dalam membimbing manusia tujuan Pak Kiai hanyalah untuk meraih ridha Allah dan menjadi penyejuk hati Kanjeng Nabi Saw. Kalau Pak Kiai tidak memaafkan hamba sahaya yang menembaknya tadi, maka kelak di akhirat si hamba akan di adili, dan bisa dimasukkan ke dalam Neraka karena menghilangkan nyawa seseorang tanpa alasan yang benar itu dosa besar. Ini tentunya akan menyenangkan setan dan menyedihkan Nabi. Kiai ini memilih menyenangkan hati Nabi Saw dengan memaafkan, sementara dia sendiri tidak rugi apa-apa karena matinya dalam keadaan husnul khotimah, ditambah dengan kemuliaannya yang tinggi karena berbuat ihsan dengan memaafkan orang yang berbuat jahat kepadanya.

CUCU: Begitu ya Mbah, jalan pikiran Sang Kiai. Beliau berpikir sejauh itu.

MBAH: Begitulah orang saleh, yang menjadi timbangan dari semua perbuatannya adalah keridhaan Allah. Kalau mereka menghadapi persoalan yang pelik, mereka merenungkan bagaimana andaikan Nabi Saw berada pada kedudukan mereka, apa yang kira-kira akan beliau lakukan.

CUCU: Mbah, jadi apa sih sebenarnya keutamaan orang yang memaafkan?

MBAH: Perbuatan membalas keburukan dengan kebaikan itu disebut ihsan, dan Allah menyintai orang yang berbuat ihsan. Allah juga mengatakan kepada mereka masih merasa berat untuk memaafkan, “Hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kalian tidak ingin bahwa Allah (juga) mengampuni kalian?”

CUCU: Indahnya memaafkan … Rasanya pengin sekali ada orang yang berbuat salah kepadaku, supaya aku bisa memaafkan.

MBAH: Mungkin ada banyak orang yang telah berbuat salah kepadamu tanpa sepengetahuanmu. Ucapkanlah sebelum tidur: Ya Allah, saat ini tidak ada satu pun makhluk-Mu yang mempunyai salah kepadaku, karena mereka semua telah kumaafkan. Oleh karena itu, ya Allah, maafkan pula segala kesalahanku karena Engkaulah yang lebih berhak memberikan maaf dan pengampunan. Adapun kesalahanku terhadap sesama, jadilah Engkau sebagai penanggungnya, karena Engkaulah sebaik-baik Penanggung sehingga di akhirat kelak, aku dapat menemui-Mu tanpa membawa dosa.

CUCU: Ya Mbah… Siap! Lalu bagaimana nasib Sang Kiai, Mbah?

MBAH: Meski peluru itu menembus tubuhnya, Sang Kiai masih diberi usia panjang oleh Allah. Begitulah kalau Allah berkehendak. Dalam Qur`an disebutkan: “Allah tidak pernah ditanya apa yang dilakukan-Nya, sedang mereka ditanya”.

CUCU: Makasih Mbah, doakan agar aku dapat menjadi orang yang pemaaf ya...

(TAMAT)

Comments