INDAHNYA PERBEDAAN



INDAHNYA PERBEDAAN

CUCU: Mbah… Orang kalau mau beramal harus punya niat yang ikhlas dulu ya Mbah…?

MBAH: Ya kau benar.

WULAN: Kalau pengin berbuat baik ya lakukan saja! Ndak perlu mikir: ini sudah ikhlas belum ya … ini ikhlas apa tidak ya? Itu was was namanya. Nanti malah tidak berbuat apa-apa.

MBAH: Ya kau benar.

CUCU: Lho gimana …?!@$%#!!? Amal yang tidak dibarengi dengan niat yang ikhlas, percuma … muspro … cuma dapat capeknya aja, di akhirat tidak dapat apa-apa!

MBAH: Kau benar.

WULAN: Tapi banyak temanku jadi ragu-ragu beramal karena nunggu ikhlasnya niat. Kalau aku, aku tidak akan berpikir panjang … kebaikan itu segera kulaksanakan. Setelah selesai, aku berdoa: Ya Allah, terimalah amalku ini ya…, jangan Engkau anggap sebagai amal yang tidak ikhlas. Selesai!

MBAH: Kau benar.

CUCU: Nanti kalau tengah beramal kau mati gimana? Kan itu jadi amal yang tidak ikhlas.

WULAN: Allah kan maha pemurah, Dia pasti tahu bahwa setiap selesai beramal aku selalu berdoa seperti itu.

MBAH: Kau juga benar?

CUCU: Dengan ilmu yang aku dapat, aku tidak akan beramal sebelum benar-benar ikhlas, mendingan aku tunda sampai aku benar-benar yakin sudah ikhlas. Begitu juga waktu menyudahi pekerjaan, aku juga akan mengakhirinya dengan ikhlas.

MBAH: Kau juga benar?

CUCU dan WULAN: Gimana sih Mbah: kau benar … kau juga benar … lha kalau menurut Mbah, gimana?

MBAH: Menurut Mbah kalian berdua benar.

WULAN: Itu namanya, Mbah tidak punya pendapat! Payah…

CUCU: Itu namanya plin plan … tidak punya prinsip … Ini akibatnya kalau telat minum kopi.

MBAH: Hmmm (Haduuuh aku jadi pengin ngopi … orang lagi puasa ikhlas diingetin kopi … payah…)

CUCU: Kalau menurut Mbah, gimana?

MBAH: Mbah melihat kebenaran dalam pendapat Cucu, dan Mbah juga melihat kebenaran dalam pendapat Wulan. Begitu juga dalam urusan-urusan lain, Mbah selalu mendapati kebenaran dari pihak-pihak yang berdebat … yang bersengketa.

WULAN: Mbah kelihatannya kurang tertarik ya dalam urusan niat?

MBAH: Kalian berdebat sih bolah boleh saja. Setiap orang pasti punya pendapat sendiri. Yang paling bahaya adalah kalau orang itu merasa paling benar … paling bahaya lagi kalo dia punya keyakinan bahwa pendapat yang lain keliru … dan paliiiiing bahaya lagi adalah kalau orang tersebut mulai memaksakan pendapatnya … Nah di sinilah awal terjadinya permusuhan … pemutusan persahabatan dll. Sebenarnya siapa sih yang paling benar?

CUCU dan WULAN: Allah … Mbah!

MBAH: Segala puji bagi-Mu ya Allah. Coba kalau yang paling benar manusia wah bisa hancur jagat ini. Duh Gusti...selamatkanlah hamba-Mu ini.

WULAN: Ya sudah, mending kita membicarakan yang lain aja.

CUCU: Setuju…

MBAH: Mengenai perbedaan pendapat yang sering terjadi dalam masyarakat kita ini sebenarnya dalam Quran sudah disinggung. Dalam surat al-Baqoroh ayat 113 ada ayat yang bunyinya seperti ini: “Maka Allah akan memutuskan di antara mereka pada Hari Kiamat tentang apa-apa yang mereka berselisih padanya”.

WULAN: Kalau kembali ke Quran, hati selalu dingin ya Mbah.

CUCU: Setuju lagi…!

MBAH: Kalian tahu tidak, dalam Qur`an ayat yang bunyinya seperti itu ada lebih dari 15, terpencar di berbagai surat. Orang yang merasa paling benar ini seakan menyejajarkan dirinya dengan Allah, apalagi kalau dia mulai memaksakan pendapatnya. Ini yang paling bahaya. Kalau kalian meneliti Qur`an, kalian akan mendapati bahwa Yang Mahasuci, Mahakuasa, Mahasempurna, Mahabenar selalu berbicara dengan santun … halus … Dan dalam Qur`an ada ayat yang berbunyi: “Tidak ada paksaan dalam agama”.
Mengapa harus ada paksaan, padahal Allah tidak memerlukan apa-apa dari kita. Mengapa kita harus memaksakan pendapat padahal dalam ayat lain Allah berkata: “Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu ummat saja”.

CUCU: Mengapa ya selama ini aku kurang perhatian pada Qur`an yang berisi kalam Allah yang bisa memberikan petunjuk dan keselamatan kepadaku. Mulai sekarang aku akan mulai membaca Qur`an yang ada artinya.

WULAN: Aku juga akan lebih rajin baca Qur`an.

MBAH: Aku juga.

MBAH PUTRI: Aku juga lho … masa aku ditinggal … tidak diajak?!?

MBAH KUNG: Nggih Ti…

Comments